Rabu, 21 Mei 2014

kewarganegaraan_dampak globalisasi terhadap identitas nasional



NAMA            : SAFRINA KUSUMA PUTRI
NPM               : 16212778
KELAS           : 2EA25


PENDAHULUAN

Identitas nasional di indonesia perlu di pertahankan karena dampak dari globalisasi sudah mulai merusak identitas nasional. Banyak orang yang tidak mengetahui identitas dari bangsa indonesia, beserta sejarah-sejarahnya. Akibat dari kurangnya pengetahuan tentnang identitas nasiona, terdapat dampak negatif bagi bangsa indonesia ini. Dan perlu penyelesaian maslah yang tepat dan akurat.

TUJUAN
Ø  Pengertian dari identitas nasional
Ø  Identitas nasional negara kita
Ø  Penyebab pudarnya identitas nasional
Ø  Cara untuk mengatasi pudarnya identitas nasional


IDENTITAS NASIONAL

A.      Pengertian Identitas Nasional
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga  menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari katanati on yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan identitas nasional adalah ciri-ciri, kepribadian, atau jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain di dunia.
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya. Namun demikian proses pembetukan Identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat dijaga dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan identitas global akan mempengaruhi nilai identitas nasional itu sendiri.
Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur identitas itu secara normatif, berbentuk sebagai nilai, bahasa, adat istiadat, dan letak geografis.


B.       Identitas Nasional Negara Kita
Indonesia adalah negara besar. Negara dengan pulau terbanyak di dunia (17.504), lebih dari 300 suku bangsa, serta tidak kurang dari 200 bahasa daerah dengan 67 bahasa induk. Jumlah penduduk Indonesia menurut BPS pada tahun 2009 ini berjumlah 231 juta jiwa. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa kita.
Pertanyaannya, Apa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya? Pertanyaan ini penting untuk menilai keberadaan bangsa Indonesia yang terus membangun identitasnya. Bangsa yang terbentuk dari berbagai kelompok, dalam proses integrasinya, tentu berusaha hidup dengan identitas kebangsaan yang mengatasi identitas primordialnya. Di sinilah terletak urgensi dari pertanyaan di atas. Jika Indonesia bukan Jawa, bukan Ambon, bukan Batak, bukan Madura, bukan Sunda, bukan Dayak, bukan Islam, bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Buddha, bukan Konghucu, dst. Indonesia itu apa? Dari telaah identitas Indonesia dengan paham nasionalnya, maka Indonesia adalah semuanya. Integrasi dari semuanya adalah Indonesia, tanpa harus mengeliminir satu kelompok, dan tanpa didominasi oleh satu kelompok. Proses interaksi antarkelompok dalam prinsip kesetaraan akan menghasilkan sebuah identitas Indonesia.  Ciri-ciri utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia adalah:
  1. Pluralisme dan Multikulturalisme
Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu pula memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama yang dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu berseiringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-hari.
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang demokrasi adalah munculnya wacana multikulturisme. Multikulturisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa maupun agama. Gerakan multicultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia sekitar 1950-an.
Multikultural menjadi semacam respon kebijakan baru dalam keragaman.dengan kata lain, adanya komunitas yang berbeda saja tidak cukup, karena yang terpenting adalah komunitas tersebut diperlukan sama oleh warga Negara maupan Negara.
2.      Kesetaraan
Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan relasi antara manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berpikir dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu. Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Kesetaraan merupakan identitas nasional Indonesia.
3.      Karakter Nasional
Karakter nasional adalah gambaran umum mengenai identitas nasional Indonesia. Karakter ini hanya akan muncul secara kuat apabila identitas sebagai bangsa Indonesia jelas. Maksudnya apabila kesadaran pluralitas dan multikultural itu jelas bagi bangsa Indonesia, maka karakter bangsa Indonesia akan muncul dan terlihat. Jika dicirikan dengan lebih spesifik, apabila manusia Indonesia menjadikan pluralisme dan multikulturalisme yang melahirkan paham kesetaraan sebagai wawasan dan tradisi bangsa, akan muncul sosok manusia Indonesia yang berkarakter merdeka, otonom, demokrat, humanis, bertanggung jawab, hormat terhadap bangsa-bangsa lain, dan berwawasan universal.


C.      Indikasi Pudarnya Identitas Nasional
1.    Budaya asli nasional semakin tenggelam
Dewasa ini budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin ditinggalkan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk- mabukkan, clubbing, memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah biasa di Indonesia. Meskipun gaya hidup tersebut tidak semuanya dinilai jelek, tetapi dengan menerima dan mengaplikasikan gaya hidup barat tersebut lambat laun akan menggeser budaya asli yang ada di nega       ra kita. Situasi Budaya Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga kita sendiri yaitu Malasyia. Seperti tari reog ponorogo dan tari pendet yang diklaim juga oleh Malaysia. Hak paten atas kebudayaan dalam hal ini sangat berperan penting. Pemerintah baru menyadari akan perlunya hak paten tersebut setelah adanya klaim-mengklaim Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia.
2.    Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
“Cintailah produk dalam negeri”, sebuah kalimat yang mulai digalakkan seiring dengan persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia lebih memperhatikan merk yang berasal dari luar negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa nasionalisme. Begitu juga dalam hal cinta dan peduli akan identitas bangsa sendiri. Simbol ataupun ciri yang melambangkan negara tidak begitu diperhatikan lagi. Nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara kita, Pancasila, tidak lagi diterapkan sepenuhnya. Tradisi ataupun adat dipandang sebagai produk masa lalu yang cukup dikenang saja, tanpa dipertahankan keutuhannya. Rasa malu untuk menggunakan budaya dalam negeri akibat adanya budaya asing juga menjadi indikasi turunnya rasa nasionalisme.
3.    Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa
Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari bangsa ini adalah salah satu indikasi melemahnya identitas bangsa. Keanekaragaman bangsa tidak dipandang sebagai pemersatu melainkan sebagai bagian-bagian terpisahkan yang memiliki kepentingan tersendiri antara satu dengan lainnya. Salah satu adalah bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), etnis (FBR, Laskar Melayu) dan ras. Akibatnya, sering terjadi konflik kepentingan antarkelompok dan tidak jarang juga berakhir dengan kekerasan.
4.    Lupa sejarah
Faktor integrasi bangsa Indonesia salah satunya rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa seperjuangan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut – larut akan melahirkan reaksi dari yang ditekan. Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan. Dengan kesadaran ini, maka keberagaman suku atau golongan yang ada di Indonesia tidak dipermasalahkan semuanya bersatu, berjuang untuk merdeka. Sehingga terbentuklah negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyannya Bhineka Tunggal Ika. Tetapi seiring berlalunya waktu, hal tersebut mulai dilupakan. Masyarakat Indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap penting nilai sejarah masa lalu tersebut seakan-akan terlena dengan kenikmatan yang dirasakan. Padahal terbentuknya Negara Indonesia melalui perjuangan keras para pahlawan dan seharusnya identitas negara ini juga dijaga dan dipertahankan.


D.      Cara-cara untuk Mengatasi Memudarnya Identitas Nasional

1)    Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan pemahaman yang kuat mengenai identitas nasional. Rasa nasionalisme sebisanya ditanamkan dalam tiap masyarakat sedini mungkin. Nilai-nilai luhur dan budaya nasional diperkenalkan dengan baik dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat agar mereka semakin menjunjung tinggi dan bangga akan identitas nasional. Penanaman dan pengamalan nilai yang terkandung dalam Pancasila juga dapat dilakukan sebagai usaha mempertahankan ciri bangsa sekaligus menwujudkan insan yang seutuhnya karena nilai-nilai Pancasila adalah baik dan benar. Secara akademik, dapat dilakukan dengan melakukan pengajaran kepada siswa tentang identitas bangsa, misalnya dengan adanya mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaran baik di tingkat sekolah maupun tingkat universitas agar masyarakat semakin mengerti dengan negaranya. Dari rasa pengertian itulah, diharapkan dapat tumbuh kepekaan dan cinta akan bangsa dan negaranya.

2)    Membangun kebudayaan nasional Indonesia Kebudayaan merupakan aset yang penting sebagai identitas nasional. Negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dengan banyak suku bangsa tentunya juga mempunyai beragam budaya dan kesenian daerah. Kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut merupakan pembentuk identitas budaya nasional kita sehingga harus dijaga dan dikembangkan. Kebudayaan nasional yang beraneka ragam unsurnya dapat dilestarikan dengan mempolulerkan budaya tersebut, dan jika bisa hingga ke tingkat internasional. Membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan,³Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?´ yang tentu jawabannya adalah³menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia´.

3)    Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Negara kita juga tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah mengingat keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan harus dipupuk secara kontinu untuk menjaga keutuhan bangsa. Selain itu diperlukan rasa toleransi dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan ataupun peperangan yang melibatkan unsur golongan atau kelompok tertentu. Pemerintah juga memegang peranan yang penting dalam menjaga integritas bangsa. Faktor keamanan menjadi penentu yang utama. Untuk itu diperlukan aparat atau perangkat keamanan nasional yang tangguh dalam menjaga keutuhan bangsa.




KESIMPULAN

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga  menunjukkan suatu keunikannya serta membedakannya dengan hal-hal lain.Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya.
Ciri-ciri utama yang melekat sebagai identitas nasional Indonesia adalah:
·         Pluralisme dan Multikulturalisme
·         Kesetaraan
·         Karakter Nasional
Indikasi pudarnya identitas nasional  :
1.      Budaya asli nasional semakin tenggelam
2.      Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun
3.      Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa
4.      Lupa sejarah
Cara mengatasi pudarnya identitas nasional   :
Ø  Pendidikan tentang kebangsaan untuk memberikan pemahaman yang kuat mengenai identitas nasional.
Ø  Membangun kebudayaan nasional Indonesia Kebudayaan merupakan aset yang penting sebagai identitas nasional.
Ø  Menjaga integritas bangsa Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.




DAFTAR PUSTAKA

http://blog.umy.ac.id/hilmagumanti/download/identitas-nasional-dan-pengaruh-globalisasi/

kewarganegaraan_warganegara yang tidak memilih pada waktu legislatif



NAMA            : SAFRINA KUSUMA PUTRI
NPM               : 16212778
KELAS           : 2EA25



Warga negara yang tidak memilih pada waktu legislatif 2014

Dalam pemilihan umum legislatif 2014 banyak masyarakat yang tidak mengikut dalam pemilihan tersebut karena mereka memiliki beberapa alasan. Dalam penulisan ini akan saya bahas beberapa alasan mengapa terdapat masyarakat yang memlihi golput dalam pemilihan umum legislatif 2014.

  1. Dalam kertas pemilihan legislatif hanya tercantum partai dan nama calon legislatif. Bagaimana mungkin seseorang akan memilh calon legislatif tanpa mengetahui bagaimana sosok wajaha dari calon legislatif tersebut.
  2. Banyaknya calon legislatif yang hanya memberikan janji palsu, yang akhirnya hanya akan membuat para pemilih ragu untuk memilih, sehingga mereka lebih memlih untuk golput.
  3.  Masih banyaknya celah kecurangan dalam perhitungan pemilu legislatif.
  4. Pemilu tidak memberikan manfaat sedikitpun kepada para pemilih. Setelah pemilu, partai dan caleg pemenang akan menganggap kemenangan mereka ditopang oleh strategi dan dana yang mereka keluarkan. Bukan karena ketulusan dan keikhlasan rakyat pemilih.
  5. Adanya masyarakat yang di luar kota. Contoh seorang mahasiswa belitung berada di daerah bekasi karena alasan kuliah di suatu universitas dan umurnya sudah memasuki uuntuk layak memilih. Karena jarak yang jauh mahasiswa tersebut lebih memilih untuk golput.
  6. Masih banyak masyarakat yang tidak mengenal para calon legislatif dari setiap partai.
  7. Para calon legislatif hanya muncul ketika saat masa kampanye pemilu saja.
  8. Golput adalah pemilihan dan hak asasi manusia.
Kesimpulan dari permasalahan ini adalah para calon legislatif kurang memperkenalkan dirinya kepada masyarakat sehingga terdapat masyrakat yang memilih untuk golput. Dan ketika salah satu dari calon legislatif tersebut terpilih anggota legislatif tersebut tidak terlihat, lagi berbeda seperti di saat masa kampanye. Karena masih banyaknya kekurangan sehinggan tidak ada partai yang di percaya dan calon legislatif yang tidak di kenal.

Sumber            :