Rabu, 16 Januari 2013

SUKU BAJAU DAN TARI PERANG


SUKU BAJAU
(KALIMANTAN TIMUR)




Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVW-EAs7nHENgzaj0YZt1uuLq24lsfmppEcFbm6xp1mlwBoBNCa9TN5lokrzZLu07ir9_OvvzTbSMeyOetgS8e-yMhl4andq0PTtVRGAjI9UqXMctDHLL7syN8idL8q2E_1QxjlARVEqo/s320/suku_bajau.jpg





                Suku Bajau merupakan suku yang hidup di atas laut, suku ini menggunakan bahasa sama-Bajau. Suku Bajau merupakan suku imigrasi dari arah utara (Filipina) pada saat zaman prasejarah. Suku ini adalah suku Muslim gelombang terakhir migrasi dari arah utara (Filipina) yang memasuki daerah bagian Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan dan menempati pulau-pulau sekitar.
            Suku Bajau terbiasa dengan kehidupan bebas, maksud dari arti bebas ini adalah, mereka terbiasa bebas dari peraturan negara, undang-undang, tidak mengenal administrasi negara, dll. Suku Bajau semasa hidupnya tinggal di atas perahu, mereka menuju daratan hanya untuk menjual hasil tangkapan yang mereka peroleh di lautan dan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
            Akibat dari mereka tidak memiliki identitas suku ini dituduh telah mencuri ikan di perairan Indonesia.  Sehingga anggota Suku Bajau  di tahan oleh Kepolisisan Resort Berau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Ketika Suku ini di tahan di kepolisian, mereka banyak yang terserang penyakit, karena kehidupan mereka yang tidak terbiasa dengan kehidupan di darat. Ketika di dalam tahanan banyak anak-anak yang mulai terkena penyakit gatal-gatal akibat mereka tidak terbiasa mandi dengan air tawar.
   Suku Bajau percaya bahwa di dalam laut itu ada penghuni, dan mereka beranggapan bahwa semua ciptaan ada di sana, sehingga ketika mereka turun ke lau selalu berhati-hati. Suku ini juga dikenal sebagai pelaut yang tangguh hidup mati-nya di laut, dan mampu menyelam di laut dalam jangka waktu lama tanpa alat bantu sama sekali.

Sumber   :












Tari Perang
(Kalimantan Timur)
Gambar Tari Perang

Tari Perang  merupakan sebuah tarian yang berasal dari suku Dayak, Kenyah, Modang, dan Brusu di daerah pedalaman Kalimantan Timur. Tarian menceritaka sebuah keberanian seorang pria (ajai) dalam berperang melawan musuh. Dalam tarian ini sang pemain mempermainkan mandau di sebelah tangan kanannya, dan di tangan kirinya memegang perisai.
Text Box: Alat perang yang di sebut MandauMandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau berbeda dengan parang, mandau memiliki ukira-ukiran yang berada  di bagian bilahnya yang tidak tajam, dan sering juga di jumpai tambahan lubang-lubang di bilahnya yang di tutup dengan tembaga dengan maksud memperindah bilah mandau.
Pakaian Tari Perang ini menggunakan pakaian Tradisional suku Dayak dan mengenakan hiasan kepala yang di sebut Bluko. Bluko juga di hiasai dengan bulu burung yang jumlahnya menunjukan jumlah kepala yang pernah di potong oleh pemakainya.
Text Box: Bluko




Text Box: Alat Musik SampekTarian ini diiringi lagu Dot Diot yang diiringi alat musik sampek.Sampek merupakan alat musik tradisional suku Dayak. Alat musik ini terbuat dari kayu, kayu yang biasanya di gunakan adalah kayu arrow, kayu kapur, dan kayu ulin. Alat musik ini masih di buat secaratradisional yang di maksud dengan tradisional adalah masih di buat dengan keahlian sendiri. Proses pembuatannya bisa memakan waktu berminggu-minggu. Biasanya sampek di ukir dengan keinginan pembuatannya, dan setiap ukiran memilik arti.
Dalam tarian ini pada dasarnya menggambarkan tentang cara-cara mempersiapkan perang, cara menyerang musuh, cara mengintai, dan lain sebagainya. Dan untuk saat ini tarian tersebut biasanya di tampilkan untuk tamu undangan yang di hormati.