1.
LAPORAN ILMIAH
a.
Unsur-unsur
kerangka laporan
Kerangka
Laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas
kebawah sebagai berikut :
1. judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan '
Laporan tentang' , 'Laporan Kemajuan tentang','Laporan Tahunan
tentang','Penelitian tentang' dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari
judul buku.
2. Nama dan identitas penerima laporan. Unsur ini tidak selalu
ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata 'Diserahkan
kepada'. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan
itu.
3. Nama dan identitas penulis. Sebelum nama penulis biasanya
didahului dengan perkataan 'Oleh' dan diikuti oleh gelar.
4. Tempat dan tanggal. Dibagian bawah halaman ditulis tempat dan
tanggal dalam 2 baris terpisah.
b.
Manfaat
penyusunan laporan
Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain
2.
RANCANGAN
USULAN PENELITIAN
a.
Manfaat
rancangan usulan penelitian
1)Sebagai
kerangka operasional penelitian (blue print)
2)Menegaskan
kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)Memperkirakan
penelitian yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4)Mengetahui kelemahan hasil
penelitian
b. Bentuk
rancangan usulan penelitian
Suatu
penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi
dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.Skripsi
b.Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.Karangan ilmiah
d.Tesis magister/disertasi doctor
e.Laporan proye
Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek :
1.Aktualitas
masalah
Masalah
yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto
date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga
harus nyata adanya
2.Relevansi
manfaat praktis
Jawaban
masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya
guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik
harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
3.Metodologi
penelitian akurat
Bobot
mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi
rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya
juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah
4.Orisinalitas
penelitian
Penelitian
disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah
dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang
tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka
penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda
tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal
5.Sumbangan
terhadap ilmu pengetahuan
Penelitian
yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya
merupakan kebulatan dan menyeluruh
6.Sistematika
penyusunan karya tulis
Ketajaman
logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini
mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila
materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi
setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan
maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif rancangan usulan penelitian
adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan
penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan
usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah
yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan
penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai.
Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa
mulai melakukan penelitian secara mandiri
Rancangan
usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok
sebagai berikut :
1.Bagian
Awal
a.Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b.Identitas penyusun rancangan.
c.Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2.Bagian
Utama. Bagian utama meliputi :
a.Rasional dari judul yang dipilih.
b.Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c.Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.Kerangka pemikiran teoritis.
e.Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.Metode penelitian.
g.Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h.Jadwal penelitian.
3.Bagian Akhir
a.Daftar pustaka sementara.
b.Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan
pada Bab III.
c. Isi
rancangan usulan penelitian
A.Bagian
Awal
1.Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan
Usulan Penelitian Untuk Disertasi
2.Identitas
Penulis
Nama
: hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.Tanggal
Pengajuan, ditulis :
Diajukan
kepada Program Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopemberpada tanggal
…………………………..20………
B.Bagian Utama
…………………………..20………
B.Bagian Utama
1.Perumusan
Masalah
Dalam
rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini
mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan
masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan
penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus
memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam
fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik
tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan
kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
3.Kerangka
Pemikiran Teoritis
Fasal
kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis,
termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang
akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
4.Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5.Metode Penelitian
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5.Metode Penelitian
Pasal
metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a.Pendekatan
dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b.Penjelasan
tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian.
c.Metode
pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d.Bahan-bahan
yang akan dipakai, kalau ada.
e.Alat-alat
perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f.Teknik
atau model analisis yang akan dipakai.
g.Rancangan
aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6.Jadwal Penelitian
Jadwal
penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal
penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.Tahap-tahap
penelitian yang akan dilakukan.
b.Waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan
bulan.
c.Rincian
kegiatan untuk tahap masing-masing.
C.Bagian Akhir
1.Daftar
Pustaka
Penulisan
daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam
penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka
adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan
sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal
yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah
ini :
a.Untuk
buku :
1.Nama
penulis
2.Tahun
penerbitan
3.Judul
buku
4.Nama
penerbit
5.Tempat
penerbitan.
b.Untuk
jurnal :
1.Nama
penulis
2.Tahun
penerbitan
3.Judul
tulisan
4.Nama
jurnal
5.Jilid
( dan nomor )
6.Halaman
c.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
c.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d.Cara
menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
2.Daftar Riwayat Hidup
Daftar
riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian
memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama
lengkap dan derajat akademik
b.Tempat
dan tanggal lahir
c.Pangkat
dan jabatan
d.Riwayat
pendidikan tinggi
e.Karya
ilmiah
f.Pertemuan
ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan
ilmiah, bila ada.
d. Contoh
contoh
laporan ilmiah tentang lumut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai
tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai,
kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak
ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren
aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus
(Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil
sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada
daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai
bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang
tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran
kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan
tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan
yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam
Bryophyta.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Penulis
membatasi laporan ini seputar :
·
Tumbuhan
Lumut
·
Perkembangan
dan pertumbuhan lumut
·
Pengaruh
pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
·
Untuk
membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
·
Untuk
menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
·
Untuk
mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat
dari penulisan laporan ini adalah :
·
Dapat
menentukan habitat tumbuhan lumut
·
Dapat
mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
·
Dapat
menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
·
Dapat
memahami keanekaragaman hayati.
·
Dapat
mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE
PENULISAN
Dalam
pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
·
Metode
observasi.
·
Membaca
beberapa buku di perpustakaan sekolah.
·
Mengumpulkan
data dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KAJIAN
TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang
lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus.
Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada
tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan,
dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit
dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar
sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan
tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu
sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan
faktor abiotiknya meliputi :
·
Faktor
cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. (
yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
·
Faktor
temperatur
·
Faktor
Air
Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap –
tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan
kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi
lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya
hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori).
Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala
permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat
menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae,
lumut hati berdaun, dsb.
·
Faktor
angin
·
Faktor
edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas
batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
1.2 RUMUSAN
HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan
abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan
hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan
lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut
juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan
lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat
sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak
dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN
PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu
penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam
suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk
mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan
dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di
pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol)
untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut.
Ada pun variabelnya sebagai berikut :
1) Variabel
bebas, yaitu sinar cahaya matahari
2) Variabel tak bebas, yaitu
morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada
media objek)
3) Variabel
terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
4) Memilih
peralatan yang sesuai dengan penelitian.
5) Melakukan pengamatan akurat,
dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian
pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari
penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal
dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara
teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
6) Mengumpulkan data dan hasil
penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran
penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan
yang terjadi.
7) Mengolah dan menganalisis
data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data
dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
a. Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
b. Apakah ada data diluar kurva
c. Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan
tertentu mengapa hal ini terjadi.
Ø
Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu
penelitian kualitatif.
Ø
Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan
secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN
ALAT DAN BAHAN
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Ember
2. Gayung
3. Penggaris
4. Pisau
5. Kertas
hvs dan alat tulis
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Kayu
2. Air
3.3 JADWAL
DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1) Menyiapkan
alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2) Menyiapkan 2 ember untuk 2
perlakuan, ember yang digunakan harus sama
3) Tiap-tiap ember di isi air
sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
4) Masukan media pertumbuhan
lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :
5) Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
6) Letakan kedua ember pada
tempat yang berbeda :
7) Ember A : Diletakan di dekat
sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
8) Ember B : Diletakan di
halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
9) Setelah beberapa hari
lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember
tersebut sudah tumbuh lumut
10) Lakukan
peninjauan setiap 3 hari sekali, dan catat hasilnya
11) Apakah
terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
12) Olah
semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
13) Tariklah
suatu kesimpulan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7
Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut
telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini
dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu
laporan ilmiah.
4.2
PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian secara
kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup
menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang
panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan
karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah
yang tandus.
Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang
tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi
permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah
untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada teori menunjukkan, bahwa
tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena
sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi
dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000
species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai
kedaerah kutub utara.
Pada
umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1.
Bentuk tubuhnya pipih
2.
Bersel banyak
3.
mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4.
Melekat pada substartnya
5.
Bersifat Aututrof
6.
Bentuk akar seperti benang-benang
7.
Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan
lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga
ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan
diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti
Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia
oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai
penyerap polutan.
Tumbuhan
ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang
kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut :
spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada
lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula
yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori
yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang proses
pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan
laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan
laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk
menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang
pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan
pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih
di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
SUMBER :